Kamera Obscura (yang artinya kamar gelap) ditemukan
pada sekitar tahun 1.000 setelah Masehi oleh Al-Haitam atau yang dikenal pula
dengan nama lain Alhazen.
Kamera ini dikembangkan dengan konsep lubang kecil
di kotak gelap yang disinari cahaya mampu menghasilkan gambar.
Kamera Obscura –
Gambar dari Wikipedia
Sebelum dipopulerkan Alhazen, pada zaman sebelum
Masehi tercatat bahwa konsep ini telah ditemukan oleh seorang filsuf bernama
Mozi pada zaman sebelum Masehi.
Baru pada abad ke-11, Alhazen menulis sebuah buku
mengenai optik termasuk percobaannya meneruskan cahaya melalui lubang kecil ke
ruangan gelap.
Buku karangan Alhazen kemudian dipelajari oleh
ilmuwan barat seperti Joseph Kepler. Ilmuwan ini ahirnya berhasil memperbesar
proyeksi gambar yang dihasilkan kamera dengan menambahkan lensa negatif di
belakang lensa positif.
Robetrt Boyle kemudian juga berhasil membuat kamera
kecil tanpa kabel pada tahun 1665.
2. Kemera Daguerreotypes dan
Calotypes
Hampir 900 tahun setelah ditemukannya kamera
Obscura, pada tahun 1837 Joseph Nicephore Niepce yang berkebangsaan Prancis
menemukan konsep fotografi yang praktis, yang kemudian dinamakannya sebagai
Daguerreotypes.
Kamera
Daguerreotypes – Gambar dari Wikipedia
Di dalam sebuah kotak kecil dengan lubang cahaya,
ia menambahkan pelat tembaga dan perak yang ditambahkan dengan uap yodium
sehingga kamera generasi ini lebih sensitif terhadap cahaya.
Setelah dilakukan eksposur pada kamera, gambar
kemudian terbentuk melalui uap merkuri dan larutan natrium klorida. Niepce
bekerja sama dengan partnernya Louis Daguerre untuk menemukan kamera ini, oleh
sebab itulah nama kameranya dinamakan dengan nama penemunya.
Setelah muncul Daguerreotypes, Henry Fox Talbot
menyempurnakan proses terbentuknya gambar, dan berhasil menjual Calotype pada
sekitar tahun 1840-an.
3. Pelat Kering Collidion
Mulai digunakan orang semenjak tahun 1857, kamera
yang satu ini merupakan buah karya dari Desire van Monckhoven.
Empat belas tahun kemudian, kamera pelat kering ini
dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox yang berhasil menciptakan pelat basah
yang kualitas dan kecepatan pengambilan gambarnya lebih baik.
Kamera Pelat
Kering – Gambar dari Wikipedia
Perjalanan kamera Colliidion terus berlangsung
hingga pada tahun 1878 ditemukan emulsi gelatin yang mampu meningkatkan
sensitivitas kamera, sehingga kamera bisa mengambil gambar secara spontan.
Saat-saat inilah dimana tripod dan alat bantu
kamera lainnya tidak terlalu dibutuhkan untuk mengambil gambar. Sebuah kamera
berukuran kecil beratnya tidak terlalu besar dan bisa dipegang dengan tangan
kosong.
4. Kodak dan Kamera Film
Para fotografer yang lahir di tahun 90-an pasti
pernah mengenal kamera yang menggunakan roll film di dalamnya yang kemudian
bisa dicetak menjadi sebuah foto.
Sebetulnya pengembangan kamera film ini sudah
dimulai satu abad sebelumnya, yaitu semenjak tahun 1885 oleh George Eastman
yang memulai produksi film kamera, yang kemudian berkembang lagi menjadi
seluloid pada tahun 1888-1889.
Kamera Kodak
1910 – Gambar dari Wikipedia
Kamera film tersebut ia namakan dengan Kodak, yang
kemudian mulai dikenalkan kepada masyarakat luas semenjak tahun 1888. Kamera
ini labih canggih lagi dari sebelumnya, hanya terdiri dari satu buah lensa
fokus dan satu shutter speed.
Sampai akhirnya di akhir abad ke-19 Eastman telah
berhasil membuat berbagai model kamera film, termasuk kamera berbentuk kotak
dan kamera lipat.
Walaupun kamera Kodak ini berhasil membuat
fotografi menjadi tidak terlalu mahal bagi banyak kalangan, kamera pelat masih
banyak digunakan orang waktu itu karena kualitasnya yang lebih baik. Untuk
bersaing dengan kamera roll, kamera pelat era ini dilengkapi dengan majalah
untuk menahan beberapa pelat sekaligus.
5. Kamera Compact dan Canon
Sejarah kamera dilanjutkan dengan hadirnya kamera
compact yang diteliti oleh Oskar Barnack di Leitz. Barnack menggunakan film 35
mm untuk membuat kamera yang dapat menghasilkan perbesaran gambar dengan
kualitas sangat baik.
Akhirnya, pada tahun 1913 terbentuklah prototipe
Ur-Leica, kamera 35 mm yang kemudian pengembangannya tertunda karena adanya
perang dunia pertama.
Kamera Leica I –
Gambar dari Wikipedia
Setelah beberapa kali mengalami perkembangan fitur,
kamera Ur-Leica mulai dijual secara luas pada tahun 1923. Semenjak itu,
konsumen pengguna kamera merasa sangat puas dan menyambut baik inovasi kamera
yang satu ini.
Dari sinilah kemudian muncul perusahaan pembuat
kamera saingan Ur-Leica, yaitu kamera Canon yang perusahaannya berpusat di
Jepang. Canon juga membuat kamera dengan film cine 35 mm, yang kemudian
bersaing ketat dengan Ur-Leica.
Kamera yang dibuat di negeri matahari terbit ini
kemudian menjadi sangat populer setelah berakhirnya perang Korea yang membuat
veteran Jepang banyak membawa kamera ini ke Amerika Serikat.
Tentunya hingga kini Canon terus berinovasi
memproduksi berbagai kamera canggih lainnya, sehingga sampai saat ini pun
bisnisnya masih berjalan dengan subur.
6. TLR dan SLR
TLR merupakan kepanjangan dari twin-lens reflex,
sementara SLR adalah akronim dari single-lens reflex. Kamera TLR mulai dibuat
oleh Franke&Heidecke Rolleiflex pada tahun 1928, sementara kamera SLR
sebagai perkembangan lebih lanjut mulai diproduksi semenjak tahun 1933, yang
pertama kali menggunakan 127 roll film.
Kamera SLR
Contax S – Gambar dari Wikipedia
Kamera TLR dilengkapi dengan dua lensa objektif
dengan panjang focal yang sama. Satu lensa berguna untuk tujuan mengambil
gambar, sementara lensa lainnya berguna untuk menangkap bayangan yang telah
masuk ke lensa pertama. Sementara pada kamera SLR, hanya terdapat satu buah
lensa yang sudah dikombinasikan dengan sensor gambar digital.
Kamera SLR dipopulerkan oleh perusahaan Asahi
Optical, yang pertama kali meluncurkan kamera SLR 35mm yang dinamakan dengan
Asahiflex. Pada tahun 1950-an, mulai banyak kamera SLR yang beredar di pasaran,
termasuk Canon, Yashica, dan Nikon.
7. Kamera Analog
Sejarah kamera fotografi selanjutnya sampai pada
tahun 1981 saat dimulainya pembuatan kamera
analog, yang teknik pengambilan gambarnya masih bisa menggunakan
film seluloid (klise/film negatif). Yang pertama kali membuat kamera analog ini
adalah Sony Mavica.
Kamera Sony
Mavica – Gambar dari Wikipedia
Pada Olimpiade 1984, pertama kalinya kamera analog
yang diproduksi Canon digunakan untuk memotret Yomiuri Shinbun yang hasilnya
kemudian dimuat di surat kabar Jepang.
Namun seiring perjalanannya, kamera analog kurang
mendapat antusias masyarakat karena biaya penggunaannya yang sangat mahal,
serta kualitas gambar yang kurang baik jika dibandingkan dengan kamera lain.
Aplikasi kamera analog saat ini banyak dipakai untuk kamera CCTV.
8. Kamera Digital
Kamera digital pertama kali dikembangkan oleh Fuji
pada tahun 1988, yang menggunakan kartu memori 16 MB untuk menyimpan data foto
yang diambil.
Selanjutnya kamera digital mulai dikenalkan pada
masyarakat luas semenjak tahun 1989 oleh Fuji. Pada tahun 1991, dimulailah
pemasaran kamera digital Kodak
DCS-100 yang beresolusi 1,3 megapiksel dan ditawarkan dengan
harga US$ 13.000.
Kamera Kodak DCS
100 – Gambar dari Wikipedia
Format foto kamera digital mulai beralih menjadi
JPEG dan MPEG yang tidak memakan banyak tempat pada penyimpanan data. Pada
tahun 1995, kamera digital dengan kristal cair di bagian belakang lensa mulai
dikembangkan oleh Hiroyuki Suetaka dengan nama kamera Casio QV-10.
Kamera DSLR mulai ditemukan pada tahun 1999 awal
dengan peluncuran Nikon D1 yang berhasil menekan biaya produksi hingga US$
6.000 saja. Kamera ini mampu menghasilkan gambar yang sangat baik dan
beresolusi tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar